Cirebon Go Online

Onlinekan Cirebon Lebih Maju | UMKM Cirebon Go Online, UKM Cirebon go Digital, Kabar Cirebon Online, Cirebon Hari ini, UMKM Cirebon, UKM Cirebon, Sejarah Cirebon, Biografi Pengusaha Cirebon, Wisata Cirebon, Cirebon Go Online, Online Shop Cirebon, Pemerintahan Cirebon Kabupaten, Kotamadya Cirebon, Direktori Bisnis di Cirebon, Direktori Usaha di Cirebon

Biografi Sally Giovany Pemilik Pusat Batik Trusmi Di Cirebon.

Di Hari Batik Nasional, kita akan membahas seorang sosok pebinis yang seorang perempuan batik di Indonesia, bernama Sally Giovanny yang memulai bisnisnya dari jualan kain kafan.  Seperti apa sosoknya berikut ulasanya.

Berkat kegigihan dan usaha keras serta tekad yang kuat menjadi kunci sukses bagi Sally Giovanny, dalam menekuni bisnis batiknya bersama suaminya.

Kini perempuan kelahiran 25 September 1988 yang memulai bisnisnya dari jualan kain kafan ini telah menjadi miliarder. Ia memiliki Toko Grosir Batik Trusmi dengan luas mencapai 1,5 hektar dan menjadikannya sebagai toko batik terluas di Indonesia.

Bersama suaminya yang bernama Ibnu Riyanto , ia mendirikan perusahaan Trusmi Group yang kemudian jaringan usaha ini tidak hanya bergerak di bidang ritel batik dan fashion ,namun sudah merambah di bidang properti (PT Raja Sukses Propertindo), rental mobil dan juga kuliner khas Cirebon.

Masa Kecil Sally Giovanny

Dilansir dari Biografi.co.id dari finansialku.com, Sally Giovanny terlahir dari keluarga dengan ekonomi yang terbilang menengah ke bawah.

Keluarganya broken home karena orangtuanya bercerai ketika usia Sally Giovanny menginjak angka 6.tahun. Kala itu, ia tinggal bersama dengan ibunya yang membuka warung sembako dan juga seorang adiknya.

Warung sembako yang dibuka ibunya itu hanya mampu membiayai kehidupan sehari-hari keluarga kecil ini. Ketika lulus SMA, saat Sally Giovanny berusia 18 tahun, ia tidak dapat meneruskan studinya ke jenjang kuliah karena keterbatasan ekonomi.

Dengan terpaksa ia menerima kenyataan pahit bahwa ia tidak seberuntung teman-temannya yang lain yang bisa melanjutkan studi mereka. Untuk meringankan beban hidup keluarga kecilnya, Sally Giovanny meminta izin kepada orangtua untuk menikah walaupun saat itu usianya masih tergolong sangat muda.

Ia tidak ingin menjadi beban bagi keluarga dan ingin membahagiakan keluarga dengan menikah dengan laki-laki pujaan hatinya. Awalnya, orangtua Sally Giovanny tidak merestui, namun pada akhirnya mereka merelakan Sally Giovanny dan merestui pernikahan anak gadisnya tersebut.

Bisnis Kain Kafan Sampai Kain Batik

Ketika mereka menikah, banyak orang yang memandang sebelah mata akan keluarga baru tersebut. Bagaimana tidak, Sally Giovanny dan sang suami saat itu masih sama-sama berusia muda dan belum memiliki pengalaman dalam bekerja, bahkan pekerjaan mereka belum jelas.

Baca Juga:  Biografi Martha Tilaar

Berbekal kegigihan dan tekad yang kuat, keluarga kecil ini berusaha ingin membuktikan kepada orang-orang di sekitar mereka bahwa mereka mampu untuk sukses dan membangun keluarga dengan baik.

Akhirnya, Sally Giovanny dan sang suami sepakat untuk berwirausaha pada tahun 2006. Awalnya, Sally Giovanny masih tinggal di rumah mertua dengan tujuan agar dapat menghemat biaya hidup.

Pasangan ini mendapatkan modal dari amplop pemberian tamu saat mereka menikah dengan jumlah sekitar Rp37 juta. Mereka mulai membeli kain mori atau kain putih pilis sebagai bahan batik untuk dijual kembali dengan modal Rp15 juta.

Keuntungan yang didapat Sally Giovanny dan suami hanya sekitar Rp8 ribu per lembar kain pada saat itu. Karena minimnya pengetahuan mengenai kain batik, awalnya Sally Giovanny tidak berpikir untuk membuat batik.

Saat itu banyak orang yang membeli kain kepadanya untuk dijadikan kain kafan. Melihat hal itu, pasangan muda ini berpikir ulang untuk tidak menjual kain mori karena risiko tidak laku dan juga kerusakan lainnya yang harus ditanggung.

Setelah 5 bulan, Sally Giovanny mengalami kerugian. Keluarga kecil ini menghabiskan setidaknya Rp3 juta dari uang modal mereka untuk kebutuhan yang bersifat mendadak seperti biaya berobat dan kebutuhan lainnya termasuk kebutuhan sehari-hari.

Atas saran dari mertuanya, Sally mulai berpikir untuk menggunakan kain yang tersisa untuk dijadikan batik. Modal usaha yang tersisa Rp12 juta dan kain yang masih tersedia, ia menyerahkan kepada para pengrajin batik kecil di daerah tempat tinggalnya di Trusmi.

Inilah awal mula dimana mereka mulai beralih usaha dengan berjualan batik Khas Cirebon atau Batik Trusmi. Mereka menawarkan batik ke pasar-pasar di kota-kota besar di Pulau Jawa seperti, di Bandung, Jakarta dan juga Surabaya.

Dengan semangat dan tak kenal lelah, ia bersama suami berkeliling di 3 kota besar ini untuk menjual Batik Trusmi. Bersama suaminya, Sally Giovanny berjualan di Tanah Abang, Jakarta menggunakan mobil pinjaman dari saudaranya.

Baca Juga:  Intip Biografi Seorang Chairul Tanjung

Sambil berjualan, ia juga bertanya ke sana sini untuk mencari informasi tentang model batik yang sedang laris di pasaran waktu itu. Dengan kegigihan mereka, 3 toko batik berhasil mereka dirikan hingga tahun 2011

Prinsip yang Sally Giovanny ambil saat mendapatkan berbagai keuntungan dari penjualan batik Trusmi adalah “Lebih baik dikomplain harga dibandingkan mutu produk.”

Sally Giovanny memutuskan untuk memproduksi batik dengan desain atau motif yang unik dan berkualitas walaupun dengan harga yang lebih mahal. Ia tidak ingin menjual batik dengan kualtias yang tidak baik.

Walaupun demikian ia juga tetap memikirkan untuk menjual batik dengan harga yang lebih murah namun tidak murahan dan tetap berkualitas.

Toko Batik Pertama Sally Giovanny

Toko pertama yang didirikan oleh Sally Giovanny bersama suami terletak di Jalan Trusmi Kulon No 129. Nama Butik Batik itu adalah batik IBR.

Saat itu, mereka hanya memiliki 2 orang karyawan yang menolong mereka di toko. Namun setelah 2 tahun berjalan, toko tersebut menjadi ramai bahkan booming sehingga permintaan pelanggan tidak mampu dipenuhi.

Melihat semakin menanjaknya permintaan membuat Sally Gioavanny harus membuka toko keduanya di Jalan Trusmi Kulon No 148 Plered, Cirebon.

Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari toko pertama dan ukuran rumah yang lebih luas, usaha Sally Giovanny bersama sang suami melejit di tahun 2009 karena penggunaan batik pada saat itu sedang naik daun disamping Cirebon menjadi ramai sebagai daerah tujuan wisata.

Di tahun 2011 Sally mempunyai empat ruang pamer batik di Cirebon dengan nama Batik IBR, Batik Trusmi (berganti nama menjadi Batik Nayla), Batik Raja dan Batik Trusmi yang dibuka awal tahun 2011.

Cerita Dibalik Nama Trusmi

Nama Trusmi diambil dari nama daerah setempat, yaitu Trusmi. Zaman dahulu ada pangeran Trusmi. Trusmi yang biasa dikatakan orang-orang ‘trus bersemi’.

Sally berharap dengan memakai nama ini usahanya bisa terus bersemi (terus berkembang). Dengan nama tersebut, usahanya memang semakin bersemi.

Kini luas toko Pusat Grosir Batik Trusmi Cirebon mencapai 1,5 hektar. Jumlah karyawan yang bekerja padanya berjumlah lebih dari 850 orang disamping bekerja sama dengan 500 lebih pengrajin batik.

Baca Juga:  Biografi Pengusaha Mobil Super Car "RUDY SALIM"

Ruang pamer atau showroom Batik Trusmi di Cirebon merupakan yang terbesar di Jawa Barat dan dibuat dengan konsep one stop shopping.

Pengunjung bisa berwisata kuliner, belanja berbagai aksesoris kerajinan tangan khas Cirebon, belajar membatik di workshop batik sambil berbelanja batik Trusmi.

Ada juga tempat permainan anak-anak dan pijat refleksi bagi para pengunjung yang kelelahan. Sally Giovanny mengembangkan sayapnya dengan memiliki 9 showroom yang tersebar di Indonesia, seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Medan dan tentu saja di Cirebon, tempat lahirnya Batik Trusmi itu sendiri.

Tidak hanya di dalam negeri, penjualan Batik Trusmi juga merambah ke mancanegara. Batik Trusmi diekspor juga ke berbagai negara di Eropa dan juga Amerika berkat eksportir asal Bali.

Setidaknya 7.000 potong kain batik sutera dikirim ke Bali setiap minggunya untuk diekspor dan dijadikan pakaian atau pun aksesoris oleh para desainer di sana.

Prestasi Sally Giovanny

  1. Pendiri Yayasan Rizky Berlimpah Berkah. Yayasan ini membantu pengobatan bagi mereka yang kurang beruntung. Bantuan untuk yayasan ini berdatangan dengan sendirinya.
  2. Pendiri delapan rumah tahfidz yang melahirkan para penghafal Al-Quran.
    Pemegang Rekor Muri 2013 dan 2014 untuk kategori “Pemilik Toko Batik Terluas (Pusat Grosir Batik Trusmi) pada usia termuda 22 tahun 4 bulan 11 hari.”
  3. Peraih Penghargaan “Indonesian Creativity Award” untuk Kelompok “The Best Design and Quality Product of The Year”.
    Peraih Penghargaan “Koperasi dan UKM Festival 2013” atas Partisipasi Sebagai Pembicara Utama.
  4. Peraih Certificate of Achievement TOP 50 Leader of The Year 2013 untuk kategori “Top Quality Product Excellent”.
  5. Peraih Piagam Penghargaan sebagai “Eksekutif Berprestasi Indonesia 2013” oleh Forum Peduli Prestasi Bangsa (FPPB).

Tekad Kuat Mental Baja Sally Giovanny

Kesuksesan memang memiliki lika-liku tersendiri. Perjuangan Sally Giovanny tidaklah mudah saat merintis usahanya yang kini begitu berhasil. Tekadnya yang kuat bersama sang suami mampu membuat pandangan sinis dari orang sekitar yang sempat memandang mereka sebelah mata akan usaha mereka.

Tags

Related Posts

2 thoughts on “Biografi Sally Giovany Pemilik Pusat Batik Trusmi Di Cirebon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *